Standard Berkonvoi dalam Berkendara
Written By Cyber's biker community on 29/03/11 | 20.07
STANDAR KONVOI
ini adalah panduan sederhana tentang konvoi tapi lebih baik kita sebut sebagai penyeragaman atau standarisasi konvoi supaya ritme touring mudah dibentuk, terhindar dari kesan arogan dan tetap tidak mengganggu hak orang lain. yang paling penting dan perlu diingat adalah konvoi touring biker adalah bukan konvoi VVIP.
# motor dalam keadaan baik secara keseluruhan
# mental dan fisik biker maupun boncenger dalam keadaan fit secara keseluruhan
# patuhi semua standar SAFETY RIDER
# datang tepat waktu baik di start point ataupun di meeting point
# masuk dalam klotur (kelompok touring) yang telah ditentukan
TATA CARA PEMBERANGKATAN :
hal ini berlaku untuk setiap pemberangkatan baik dari start point dan setiap stop point (check point, emergency stop, dll) yang ditentukan oleh RC (road captain)
# RC memberikan tanda siap berangkat dengan menghidupkan mesin motornya dan
memposisikan motornya sebagai RC (terdepan)
# peserta mengikuti dengan membentuk barisan 1 (satu) kolom dan ditutup oleh Sp (sweeper)
# RC memberikan tanda akhir siap berangkat (lihat hand code) diikuti oleh peserta yang sudah siap
# Sp memberikan tanda konfirmasi siap berangkat kepada RC (lihat horn code)
TATA CARA KONVOI :
# dibagi dalam beberapa klotur dengan maksimum peserta 40 motor per klotur
# tidak membentuk garis lurus dengan motor didepannya
# posisikan motor lebih ke kanan atau ke kiri terhadap motor didepan
untuk memberikan jarak menghindar bila terjadi pengereman mendadak
# atur jarak aman sesuai kecepatan
# pastikan kecepatan tidak melebihi 80 kpj
# tidak melanggar lampu merah
# teruskan pesan hand code (kode tangan) dan foot code (kode kaki) kepada peserta dibelakang
# nyalakan lampu penerang jalan (lampu dekat)
# hidupkan lampu hazard (opsional)
# tidak menggunakan lampu strobo ataupun flip-flop
# tidak menggunakan sirine ataupun pengeras suara
# tidak membunyikan klakson terhadap hal yang tidak perlu atau sudah diwakili oleh RC
# tidak saling mendahului
# pendengaran tetap dominan terhadap kondisi sekitar
# usahakan selalu dan tetap tenang
# tidak meninggalkan peserta yang mengalami masalah (troble) dijalan
TATA CARA DI LAMPU LALU LINTAS (LALIN) ATAU DI PERSIMPANGAN :
# RC mengurangi kecepatan terutama saat lampu menyala kuning untuk menghindari putusnya konvoi
# tetap dalam konvoi kecuali ditentukan lain oleh RC
# tidak menerobos lampu merah sekalipun konvoi harus terputus
TATA CARA KONVOI TERPUTUS :
# Sp memberikan pesan horn code (kode klakson)
# RC mengurangi kecepatan
# setelah bebas dari hambatan, peserta yang terputus bersama Sp
mengejar konvoi dalam kecepatan aman max. 80 kpj
# setelah semua bergabung kembali Sp kembali memberikan horn code
TATA CARA MENGHALAU PENYUSUP :
# maksimalkan jarak motor dengan motor didepannya sesuai kecepatan
# berikan tanda dan berikan jalan untuk mendahului kepada calon dan penyusup
# Sp berusaha mengeluarkan penyusup dengan cara-cara yang baik
TATA CARA PESERTA MENGALAMI MASALAH :
# peserta berikan tanda darurat mohon berhenti jika memungkinkan
# RC memberhentikan konvoi
# Sp advice RC bila tidak mengetahui
# Sp atau salah satu peserta memberi tanda kepada klotur berikut
# tidak meninggalkan peserta dijalan dalam situasi apapun
# tidak meninggalkan peserta sendirian atau lebih baik lagi pending klotur
BILA TERJADI KECELAKAAN MINOR INJURED :
# Sp memberikan tanda kepada klotur berikutnya untuk tidak berhenti
# korban dirawat sementara
# bawa korban ke balai pengobatan terdekat bila perlu
BILA TERJADI KECELAKAAN MAJOR INJURED :
# parkir semua motor di lokasi aman (ditunggui salah satu peserta bila perlu)
# semua peserta mengamankan TKP dan atur lalin
# Sp memberikan tanda kepada klotur berikutnya
# evakuasi dipimpin langsung oleh RC
# RC broadcast berita dan
# wajib stop touring
BILA TERJADI MOGOK :
# klotur emergency stop
# ditangani oleh peserta yang mengerti
# RC cari bengkel terdekat bila tidak bisa ditangani peserta
# antar dan kawal motor ke bengkel terdekat
HAND CODE (KODE TANGAN)
# Tangan Kiri terkepal diatas helm dengan jempol menghadap kebawah:
Kode emergency dengan kendaraannya atau kondisi emergency lainnya. Wajib direspon petugas atau kawan dibelakangnya dengan klakson panjang.
# Tangan kiri/kanan direntangkan sudut 45 derajat disamping badan dengan posisi telapak menghadap kebelakang:
Ada handicap berupa orang/kendaraan berhenti di sisi kanan/kiri.
# Tangan Kiri/Kanan direntangkan sudut 45 derajat memberikan tanda jempol:
Kondisi sudah OK dan perjalanan bisa dilanjutkan.
# Tangan Kiri diangkat lurus keatas dengan jari telunjuk diacungkan (satu jari)
Barisan satu berbanjar kebelakang dengan posisi zig zag, dimulai dengan anggota terdepan dibelakang RC mengambil posisi sebelah kiri belakang RC, kedua di sebelah kanan belakang anggota pertama dan seterusnya dengan jarak lebar kira2 sebatas bahu kiri & kanan RC/anggota depannya.
# Tangan Kiri diangkat lurus keatas dengan jari telunjuk & jari tengah / jari telunjuk & jari kelingking (dua jari) diacungkan:
Barisan berbaris sejajar 2 berbanjar kebelakang. (khusus digunakan untuk konvoi dalam kota/kondisi jalan padat agar rombongan tidak terpencar serta pada saat masuk kesebuah lokasi)
# Tangan kiri diatas helm melakukan gerakan melingkar:
Rombongan berputar arah.
# Tangan kiri diangkat ditekuk sebatas kuping dengan telapak tangan mengepal:
Rombongan berhenti (lampu merah)
# Tangan kiri diangkat lurus keatas, diayunkan kedepan dengan telapak tangan terbuka:
Rombongan berjalan kembali.
# Tangan kiri diangkat lurus keatas, telapak tangan terbuka menghadap kekuping dan diayunkan keluar-kedalam:
Rombongan satu banjar kebelakang merapat satu baris dari posisi zig zag. Biasanya kode ini dilakukan pertama oleh RC bila rombongan akan menyusul kendaraan atau jalanan sempit/gang.
# ancungan jempol = salam brotherhood
# Tangan Kiri diangkat lurus keatas dengan lima jari = konvoi bubar untuk kembali bergabung setelah melewati rintangan (macet)
# menunjuk arah = siap-siap berbelok ke arah yang ditunjuk
FOOT KODE (KODE KAKI)
# turunkan kaki kiri = menunjukan adanya handicap/halangan dijalan berupa lubang atau con atau pembatas jalan dan lain2 yang berupa benda mati disebelah kiri.
# turunkan kaki kanan = menunjukan adanya handicap/halangan dijalan berupa lubang atau con atau pembatas jalan dan lain2 yang berupa benda mati disebelah kanan.
# turunkan kedua kali = menunjukan jalanan rusak, bergelombang, marka melintang, rel kereta api, polisi tidur atau genangan air.
0 komentar:
Posting Komentar